Sabtu, 22 Desember 2012


Syirik ada tiga macam. Pertama yang umum, yaitu penyembahan terhadap berhala, penyembahan terhadap pohon dan sebagainya. ini adalah jenis yang paling umum dan nyata. Jenis kedua adalah bertumpu degan cara yang melampaui batas terhadap srana sarana. Misalnya orang mengatakan, "Jika hal itu tidak dilakukan maka saya mati." atau kalau bukan karena ini saya tidak akan bisa hidup". ini juga merupakan syirik. Jenis yang ketiga adalah di hadapan wujud Allah taala seseorang itu menganggap wujudnya sendiri sebagai sesuatu yang berarti.
Pada masa sekarang ini, di zaman kecemerlangan dan zamal akal dan logika ini, tidak ada lagi yang tampak melakukan syirik yang nyata seperti tadi. Namun pada zaman kemajuan di bidang materi ini, syirik dalam hal-hal yang menyangkut sarana, sudah sangat banyak. Dengan merebaknya wabah pes, Flu burung ataupun flu babi dan berbagai macam penyakit yang mewabah lainnya tidak ada yang meu berpikiran bahwa wabah itu menyebar sebagai hukuman atas perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia dan orang justru menaruh perhatian pada sarana-sarana lain.


  1. TAFSIR ALQURAN TENTANG GUNUNG BERGERAK SEPERTI AWAN

Alquran tentang gunung-gunung
Dalam kitab suci Al-Quran banyak referensi mengenai gunung-gunung dengan deskripsi yang bersifat grafis tentang fitrat dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Tujuan artikel ini adalah untuk mengemukakan telaah singkat atas beberapa ayat tentang gunung-gunung dikaitkan dengan hasil investigasi ilmiah masa kini tentang asal mula dan pembentukannya. Mengingat topik ini secara langsung terkait dengan penafsiran dari ayat-ayat Al-Quran tentang penciptaan alam semesta serta phenomena alamiah secara umum, maka kami akan memulainya dari masalah konformitas ayat-ayat Al-Quran dengan pengetahuan ilmiah.

Al-Quran Dan Ilmu Pengetahuan

Al-Quran menyebut dirinya sebagai buku yang membawa petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa sebagaimana diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad saw lebih dari 1400 tahun yang lalu. Kitab ini mengemukakan ajarannya secara rasional dan filosofis agar tercipta keimanan yang teguh pada eksistensi Tuhan dan segala Fitrat-Nya:
 ‘Inilah kitab yang sempurna, tiada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.’ (S.2 Al-Baqarah:3)
Kitab ini mengakui superioritas atau kelebihan dari mereka yang berpengetahuan di atas mereka yang tidak berpengetahuan (S.39 Az-Zumar:10) dan mengajak manusia agar merenungi phenomena alam yang luas di sekitar kita sebagai bukti tentang eksistensi sang Maha Pencipta dan Maha Pemelihara. Ada 750 ayat dalam kitab ini menyuruh pembacanya untuk merenungi dan meneliti phenomena alam di sekeliling kita dalam berbagai bidang pengetahuan termasuk astronomi, kosmologi, fisika dan biologi. Dinyatakan Al-Quran bahwa:
 ‘Dalam kejadian seluruh langit dan bumi dan pertukaran malam dan siang sesungguhnya ada tanda-tanda bagi orang yang berakal.’ (S.3 Ali Imran:191)
Salah satu dari premis dasar dalam ajaran Al-Quran adalah tentang telaah mendalam mengenai hakikat bumi, benda-benda langit, asal mula alam semesta serta asal mula kehidupan, dimana semua itu menggiring manusia kepada pembuktian melimpah akan eksistensi Tuhan. Tambah mendalam seseorang mempelajari proses penciptaan dan phenomena alamiah di alam semesta, tambah banyak alasan dan pembuktian yang mendukung keyakinan pada eksistensi Tuhan dan segala Fitrat-Nya. Asumsi dasar yang digunakan ialah tidak ada konflik atau pertentangan di antara temuan kita mengenai hukum alam atau ilmu pengetahuan, dengan wahyu Ilahi atau ajaran dan deskripsi Al-Quran mengenai phenomena alam.

Sambil mendorong pembacanya untuk merenungi ciptaan Tuhan berupa alam semesta dan segala sesuatu yang berada di dalamnya, kitab suci Al-Quran memberikan deskripsi grafis dan wacana tentang penciptaan bumi, benda-benda langit serta keragaman phenomena alam. Sebagian dari ayat-ayat itu bisa ditafsirkan secara harfiah, sedangkan yang lainnya harus ditafsirkan secara metaforika berkenaan dengan keruhanian atau nubuatan masa depan. Seringkali ayat-ayat Al-Quran ini bisa ditafsirkan secara harfiah dan sekaligus juga secara ruhaniah. Jika mengutarakan topik yang tidak terlaku dipahami atau pengetahuan manusia pada saat itu masih bersifat spekulatif, maka penafsiran harfiah hanya bisa diterima jika sejalan dengan tingkat pengetahuan di tiap zaman. Dengan diperolehnya pengetahuan baru, penafsiran biasanya direvisi menurut wacana yang lebih mendalam tentang subyek bersangkutan.

Hanya saja jelas bahwa penafsiran Al-Quran tidak bisa dilakukan seenaknya saja. Petunjuk umum dan ketentuan cara penafsiran telah diatur oleh Al-Quran(1) sendiri dengan cara menentukan adanya dua kategori jenis ayat-ayat yaitu yang jelas dan bersifat desisif dalam maknanya, sedangkan bentuk ayat yang lainnya tidak bersifat definitif dan bisa ditafsirkan secara berbeda. Mengenai ini dinyatakan:
 ‘Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab kepada engkau, di dalamnya ada ayat-ayat yang muhkamat (bersifat desisif), itulah dasar-dasar Al-Kitab dan yang lain adalah ayat mutasyabihat (alegoris). . .’ (S.3 Ali Imran:8)
Ayat-ayat yang bersifat alegoris masuk dalam kategori kedua dan biasanya menyangkut analogi keruhanian atau bisa jadi nubuatan yang bentuk dan saatnya masih belum jelas. Petunjuk umum yang diberikan Al-Quran untuk menafsirkan ayat-ayat yang tidak desisif atau bisa ditafsirkan bermacam-macam demikian, ialah maknanya harus dikoroborasikan atau didukung oleh ayat-ayat yang desisif serta tidak bertentangan dengan ayat-ayat lain dalam Al-Quran. Kitab suci ini menjadi penafsir dan penterjemah dirinya sendiri.

Ayat-ayat Al-Quran Tentang Hakikat Gunung-gunung

Tujuan artikel singkat ini adalah untuk membahas beberapa ayat dalam Al-Quran yang berkaitan dengan hakikat dari gunung-gunung, terkait dengan hasil temuan ilmiah terkini tentang asal mula dan evolusinya. Dalam Al-Quran banyak referensi tentang hakikat dan kegunaan gunung-gunung, khususnya ayat-ayat berikut di bawah ini yang mengandung deskripsi grafis dan adanya berbagai penafsiran berbeda tentang hal itu.
 ‘Dan Dia telah menegakkan di bumi gunung-gunung, supaya jangan sampai berguncang bersama kamu dan sungai-sungai serta jalan-jalan, supaya kamu dapat menemukan jalan ke tempat yang dituju.’ (S.16 An-Nahl:16)
 ‘Tidakkah Kami telah menjadikan bumi ini sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?’ (S.78 An-Naba:8)
 ‘Dan apabila gunung-gunung digerakkan.’ (S.81 At-Takwir:4)
 ‘Dan Kami telah membentangkan bumi ini dan Kami tegakkan gunung-gunung yang kokoh di dalamnya dan juga Kami tumbuhkan di dalamnya segala sesuatu dengan perimbangan yang tepat.’ (S.15 Al-Hijr:20)
  ‘Dan Dia menetapkan di dalamnya gunung-gunung yang menjulang di atas permukaannya dan memberkatinya dengan berlimpah-limpah dan Dia menyediakan di dalamnya kadar makanan-makanan dalam empat periode sama rata bagi semua pencahari.’ (S.41 Ha Mim Sajdah:11)
  ‘Dan engkau melihat gunung-gunung yang engkau anggap terpancang kokoh kuat, berlalu bagaikan berlalunya awan. Itulah karya Allah yang telah menjadikan segala sesuatu sempurna. . .’ (S.27 An-Naml:89)
Ayat-ayat Al-Quran di atas bisa ditafsirkan menurut pengertian ruhaniah dimana makna dari gunung-gunung adalah kekuatan duniawi atau pribadi-pribadi ruhaniah yang akbar seperti para rasul Tuhan dan karena itu merupakan nubuatan yang sebagian sudah mewujud dan yang lainnya akan merupa pada saatnya. Penafsiran phisikal juga ada diberikan berkaitan dengan pandangan ilmu pengetahuan di suatu masa serta sudah dibahas secara rinci dalam beberapa tafsir akbar Al-Quran(2 – 4).

Dalam artikel ini kami akan memfokus pada ruang lingkup tafsir phisikal atau harfiah dikaitkan dengan tingkat ilmu pengetahuan di masa kini. Telaah mendalam serta renungan atas ayat-ayat di atas membawa kita kepada konsep umum Al-Quran tentang gunung-gunung yang telah diwahyukan lebih dari 1400 tahun yang lalu, yaitu:
  1. Permukaan bumi dimana kita hidup selalu terpengaruh oleh gerakan yang ada di bawah kita.
  2. Gunung-gunung berperan sebagai pasak bumi atau pancang yang menahan gerakan benda.
  3. Formasi dan eksistensi dari gunung-gunung mempunyai peran dalam terciptanya jalan-jalan, sungai-sungai, air minum, makanan manusia dan sarana kebutuhan eksistensi mahluk hidup lainnya.
  4. Gunung-gunung di mata kita terlihat stasioner dan terhunjam teguh di permukaan bumi, padahal mereka sebenarnya bergerak dan gerakan mereka itu mirip dengan awan.
Tinjauan Al-Quran seperti yang digariskan di atas, khususnya ayat surah An-Naml:89, kelihatannya seperti bertentangan dengan pandangan umum tentang kekakuan atau rigiditas bumi dan gunung-gunungnya dan telah menjadi suatu hal yang menyulitkan bagi para juru tafsir di masa lalu. Namun dalam beberapa dasawarsa terakhir banyak sekali informasi yang telah terungkap tentang formasi, struktur, sejarah geologis dan proses internal daripada bumi. Bumi sekarang ini tidak lagi dipandang sebagai suatu wujud badan yang solid dan rigid lagi, tetapi sebagai planet yang dinamis, hidup dan selalu berubah. Akibat dari itu adalah munculnya bidang studi yang disebut plate tectonics (tektonika lempengan bumi). Temuan di bidang studi ini nyatanya sejalan dengan subyek Al-Quran yang kita bahas di atas dan kami akan mengulas dasar-dasar sifat teori tersebut yang sekarang sudah sama diterima oleh komunitas ilmu pengetahuan. Meski telah diusahakan untuk menyederhanakan ulasan ini, pembaca yang tidak tertarik pada rincian ilmiah bisa langsung beralih ke topik berikutnya.

Plate tectonics

Suatu hal yang tadinya tidak masuk akal dikemukakan sekitar tiga abad yang lalu bahwa massa daratan raksasa seperti Asia, Eropah dan Amerika nyatanya tidak terpancang teguh di permukaan bumi dan sebenarnya bergerak ke beberapa arah. Tetapi baru pada tahun 1912, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mempublikasikan pandangannya yang kontroversial tentang pergeseran benua dimana menurutnya 300 juta tahun yang lalu semua benua-benua besar sebenarnya bersatu dalam satu massa daratan, yang kemudian bergeser menjauh satu sama lain. Satu-satunya bukti yang signifikan dari pandangannya pada saat itu adalah pencocokan jigsaw dari struktur-struktur geologis massa daratan benua-benua yang berbatasan serta persamaan tanaman dan kehidupan hewannya. Selama masa hayatnya, teorinya ini dianggap sebagai suatu yang absurd dan baru pada tahun 1960-an mendapat perhatian serius orang. Melalui investigasi yang melibatkan beberapa disiplin keilmuan, termasuk observasi satelit angkasa, muncullah bidang studi baru yang disebut plate tectonics tersebut. Rangkuman dari sifat-sifat dasar teori tersebut dan pengetahuan yang dimiliki manusia sekarang ini tentang proses geologis bumi akan dirinci di bawah ini. Deskripsi yang lebih rinci bisa dilihat dalam referensi(5 – 8).

1. Bagian dalam bumi terdiri dari dua inti dalam dan luar berbentuk besi dan nikel cair dengan temperatur 5500o. Daerah ini dikitari oleh bagian yang lebih dingin dan lebih tebal dari bahan bebatuan dengan ketebalan 3000 kilometer yang disebut sebagai mantel bumi. Daerah paling luar adalah bagian tipis yang disebut sebagai kerak bumi. Bagian ini mengapung di atas mantel laiknya rakit di atas air danau. Kerak ini terdiri dari kerak benua (continental crust) di atas mana kita hidup, sifatnya ringan dan tebalnya sekitar 100 kilometer, sedangkan yang lainnya adalah kerak samudra (oceanic crust) yang terdiri dari material bebatuan yang lebih padat dan berada di bawah lautan.

2. Kerak bumi terdiri 12 lempengan seperti Eurasia, Afrika dan Amerika yang mengambang di atas mantel dalam. Lempengan tersebut terdorong bergerak dalam suatu pola lingkaran yang kompleks, dimana ada lempengan yang bergerak mendekat, ada yang bergerak menjauh dan ada pula yang saling menggeser dengan lempengan lain. Meski kecepatan gerak lempengan itu terlalu kecil untuk bisa dilihat mata karena hanya beberapa sentimeter per tahunnya, tetapi dalam jangka waktu ratusan juta tahun maka jaraknya menjadi amat besar seperti yang kita jumpai antar benua sekarang ini.

3. Jika dua lempengan benua bergerak tepung satu sama lain maka bahan yang terdapat di tepian lempengan akan naik mencuat permukaannya dimana terciptalah gunung-gunung pada saat itu. Adapun lempengan samudra bila mendekat atau bergerak menjauh satu sama lain, akan mencipta palung-palung di dasar samudra. Dengan demikian gunung-gunung nyatanya mewujud akibat dari gerakan dan benturan lempengan benua. Lempengan India terlepas dari lempengan Afrika sekitar 200 juta tahun yang lalu dan kemudian bertumburan dengan lempengan Eurasia dengan akibat terbentuknya dataran tinggi pegunungan Himalaya yang besar itu. Lempengan benua raksasa ini masih tetap bergerak dan karena itu pegunungan Himalaya masih terus bertambah tinggi sampai dengan hari ini.

4. Apa yang menjadi hakikat dari daya yang menggerakkan lempengan tektonik raksasa itu masih belum dipahami sepenuhnya dan masih terus diteliti secara intensif. Namun pada umumnya disepakati bahwa daya gerak itu muncul dari proses konfeksi dan sirkulasi bahan mantel yang terdorong dari inti bumi yang panas. Prosesnya mirip dengan air panas di dalam teko yang dipanasi dari bawah. Meski terlihat ajaib, sebenarnya kaidah fisika dan proses dasar yang terdapat dalam sirkulasi mantel di dalam bumi adalah sama dengan sirkulasi udara di atmosfir yang naik di daerah tropis dan turun di daerah bujur yang lebih dingin. Proses itu juga yang membentuk awan-awan di atmosfir bumi.

5. Bagian dalam bumi selama ini berubah terus menerus, dan merupakan media yang hidup dan dinamis sejak mewujudnya sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Gerak dari lempengan tektonik mengarah pada pembentukan atau penghancuran dari massa daratan, gunung-gunung di permukaan bumi serta palungan di dasar samudra. Tanpa adanya gerakan dari lempengan tektonik maka massa daratan beserta semua gunung-gunungnya sudah lama sirna sejak dulu akibat dari proses erosi yang berkelanjutan. Seluruh bumi tentunya sudah tertutup oleh lautan. Mahluk daratan dan kehidupan manusia seperti yang sekarang ada di muka bumi yang memiliki sungai, air minum, sumber makanan dan kebutuhan lain bagi eksistensi manusia, jadinya tidak mungkin tanpa adanya gerakan dari lempengan tektonik serta keberadaan gunung-gunung.

Apakah konsep dan proses luar biasa yang diuraikan di atas itu hanyalah reka-rekaan berdasar suatu teori baru yang masih harus diuji? Apakah kita memiliki bukti telaah yang cukup untuk membenarkan ide yang revolusioner demikian? Jawaban singkatnya adalah sekarang ini banyak bukti meyakinkan yang diperoleh dari berbagai bidang studi (seperti struktur geologi, magnetit, fosil-fosil, hayati tumbuhan dan hewan dan lain sebagainya) yang membuktikan bahwa teori lempengan tektonik itu memang benar adanya. Semua ini marak sekitar 50 tahun terakhir. Bukti yang paling persuasif diperoleh dari telaah langsung atas gerakan benua-benua melalui instrumen berbasis daratan dan yang dibawa satelit angkasa. Semua observasi yang dilakukan secara amat presisi itu mengindikasikan bahwa benua-benua bergerak satu sama lain. Benua Amerika Utara contohnya, bergerak menjauh dari Eropah sekitar 3 sentimeter setiap tahunnya. Meski gerakan itu sepertinya amat kecil, tetapi nyatanya telah mencipta samudra Atlantik dalam kurun waktu 300 juta tahun.

Wahyu Al-Quran Tentang Gunung-Gunung


Perbandingan dari pengetahuan manusia yang paling anyar tentang fitrat dari gunung-gunung berdasar bahan-bahan dasar lempengan tektonik seperti yang digariskan di atas, dengan deskripsi ayat-ayat Al-Quran tersebut, mengindikasikan adanya validasi yang mencengangkan dari ayat-ayat yang diwahyukan lebih dari 1400 tahun yang lalu. Disamping penafsiran metaforika, sekarang kita juga bisa meyakini bahwa deskripsi Al-Quran tentang gunung-gunung ternyata juga benar secara harfiah, meski di masa lalu sepertinya tidak masuk akal. Dari penelitian ilmiah, sekarang ini kita mengetahui bahwa:
  1. Walau pegunungan terlihat stasioner dengan massa yang demikian masif dan rigid, nyatanya mereka secara phisikal juga bergerak relatif terhadap benda-benda lain di permukaan bumi.
  2. Pegunungan mempunyai peran yang sama dengan pasak atau pancang di bumi guna menahan gerakan benda-benda lain, meski pasak itu sendiri atau gunung itu ikut bergerak.
  3. Proses phisikal yang menyebabkan gerakan dari gunung-gunung, ajaibnya mirip dengan proses pembentukan dan gerakan awan yaitu konfeksi dan sirkulasi massa udara di atmosfir bumi.
  4. Pembentukan atau formasi pegunungan menjurus pada eksistensi dari massa daratan, jalan-jalan dan bentuk sarana transportasi darat, disamping juga munculnya sungai-sungai dan air segar. Kehidupan manusia dan mahluk lainnya seperti yang kita lihat di muka bumi sekarang ini, tidak akan mungkin tanpa adanya proses yang menjurus pada pembentukan pegunungan.
Wahyu dan validasi dari rahasia-rahasia tersembunyi di alam serta pembentukan pegunungan sungguh merupakan suatu yang ajaib. Suatu deskripsi yang jelas dan grafis tentang hakikat pegunungan telah terbuka bagi para pembaca Al-Quran sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu namun nyatanya baru belakangan ini tafsir ayat-ayatnya menjadi jelas benar. Dari sini kita bisa melihat bahwa ayat-ayat Al-Quran terus menerus mendapatkan validasinya di setiap zaman dengan adanya temuan dan pengetahuan baru, yang semuanya menjadi bukti guna memperkuat keimanan pada asal mulanya dari Ilahi.

Kami akhiri bahasan ini dengan dua ayat Al-Quran yang bersifat nubuatan tentang kedua aspek itu: 
 ‘Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya.’ (S.15 Al-Hijr:10)
Ayat ini mengandung salah satu nubuatan luar biasa tentang Al-Quran, dimana pemenuhannya merupakan bukti berkelanjutan bahwa ia memang berasal dari Tuhan. Kitab ini selain mengungkapkan janji untuk menjaga kesucian ayat-ayat yang diwahyukan dari segala perubahan dan interpolasi, tetapi yang lebih penting lagi ialah validitas maknanya serta penafsirannya dengan berjalannya waktu. Bahwa teks phisikal Al-Quran secara kata demi kata adalah identik dengan Al-Quran yang diwahyukan di masa Rasulullah saw sudah sama diakui dan tidak bisa dipungkiri dari telaah-telaah ilmiah. Yang sekarang ini dipenuhi adalah janji pemeliharaan validitas penafsiran serta isi intelektualnya. Percepatan akumulasi kemajuan ilmu pengetahuan telah menjadi bukti yang menguatkan sumber Ilahiahnya, sejalan dengan pernyataan:
 ‘Maka tidakkah mereka ingin merenungkan Al-Quran? Dan andaikata Al-Quran ini dari wujud lain yang bukan Allah, niscaya mereka akan mendapati di dalamnya banyak pertentangan.’ (S.4 An-Nisa:83)


Agama seharusnya menjadi sumber kedamaian, bukan teror. Itu adalah konsensus umum pada akhir Simposium Antar Agama minggu lalu yang diselenggarakan oleh Komunitas Muslim Ahmadiyah di Milton Centre for the Arts.

"Saya tidak menyangkal ada orang religius berjuang tetapi dengan alasan yang tidak religius," kata Muhammad Afzal Mirza selama presentasi, dalam upayanya menjawab pertanyaan 'Agama: Sumber teror atau Perdamaian'.


"Tidak ada agama yang menyerukan anda untuk berperang. Agama hanya mengajarkan perdamaian. Agama tidak dimaksudkan untuk menempatkan anda dalam kesulitan atau menghasut dalam bentuk kekerasan."

"cintai, ikuti, hargai. Setiap orang memiliki agama, setiap orang memiliki nabi. Di dalam Alquran tidak ada satu ayatpun yang menyatakan umat Islam untuk pergi dan melakukan peperangan.

Pada malam tersebut juga menampilkan presentasi dari perwakilan Yahudi, Kristen dan agama Islam, serta Humanisme, yang dirancang "untuk memperkaya kesatuan umat di daerah kami," kata Mohammad Sultan Qureshi, Sekretaris jenderal untuk Komunitas Muslim Ahmadiyah, Milton.

Seorang anak korban Holocaust, Arthur Romawi Shaarei-Sinagoga Beth El Oakville mengatakan ia sering ditinggalkan dalam perawatan keluarga Jerman setelah keluarganya beremigrasi ke Kanada setelah Perang Dunia ke II. Dia tidak pernah tahu kata-kata permusuhan atau prasangka, yang dia tahu hanyalah keramahtamahan dan toleransi, dasar keimanan orang tuanya sangat mengakar.

Ego dan kekuasaan menjadi masalah

Penyebab dari semua ini adalah ego masyarakat dan politik kekuasaan, bukan agama yang menjadi sumber kekerasan dan teror di dunia, kata Roman. "Ketika kita mempelajari sejarah, kita fokus pada perang, bukan pada perdamaian. karena hal itu tidak menarik. Saya merasa damai diantara agama-agama disini.

Roman mengatakan ia menikmati persahabatan dengan orang-orang dari berbagai kalangan agama. Dan hubungan-hubungan tersebut telah meningkatkan dan memperdalam iman sendiri.

"Agama: Sumber teror atau perdamaian? yang mana yang kalian inginkan." tanya pendeta Dan Roggie dari Gereja New Life.

"Ini pertanyaan yang mendalam dan berdampak pada masyarakat kita," katanya. "Saya pikir jika kita dapat menemukan tempat saling memahami kita bisa belajar untuk hidup damai yang lebih luas dengan satu sama lain."

Melalui kedamaian batin, perdamaian dunia yang sejati dapat dicapai, kata Humanis Dr. Kevin Saldanha. Permasalahan dunia over populasi dan perubahan iklim membutuhkan lebih banyak cara untuk pemecahannya, katanya.

"Sains itu sangat mudah, memberikan kita informasi tentang pada yang kita harus dilakukan. Saya pikir kita sudah hampir melukis diri kita sendiri ke dalam sudut agama, " kata Saldhana.

Agama membawa rasa puas diri, orang menunggu pertolongan dari Tuhan untuk menyelamatkan mereka, kata Saldhana.

Humanis pun terdapat orang-orang fundamentalis dan moderat, katanya. 
"Kita harus bekerjasama dengan para humanis dari semua agama yang berbeda. Kalian semua humanis."

Sebuah acara untuk membahas tentang persfektif dari berbagai agama-agama di dunia akan di diadakan dalam sebuah konferensi antaragama.

Presenter akan membahas perspektif filosofis dan religius dari berbagai agama mereka pada tema Kehidupan Setelah Kematiah selama Simposium antar Agama di Vancouver Islam University Malspina Theatre, Senin (30/01)


"Mereka diminta untuk tidak membuat perbandingan dengan agama lain, jadi ini bukan perdebatan tentang mana kepercayaan yang terbaik," kata Nanaimo Coun. Diane Brennan, yang akan memoderatori konferensi, yang merupakan penyelenggara dari Jamaah Ahmadiyah  "Akan ada waktu untuk pertanyaan dan jawaban di akhir acara, ini benar-benar sebuah kesempatan untuk mencari tahu tentang agama-agama lain dan perspektif mereka dalam hal kehidupan setelah mati."

Konferensi ini merupakan salah satu dari empat simposium antar agama yang diselenggarakan di seluruh Kanada di bulan Januari.

Pemuka-pemuka agama yang mewakili Agama Budha, Kristen, Sikh, Hindu,  Yudaisme dan Islam ditambah pejabat, cendikiawan, mahasiswa dan masyarakat umum dari seluruh Vancouver Islam akan menghadiri konferensi yang akan berlangsung dari 6-9-30 pm. (KAJ)

Jamaah Muslim Ahmadiyah di Ghana mengutuk serangan terhadap gereja-gereja, membunuh dan melukai jamaah yang tidak bersalah di beberapa negara bagian Nigeria.

Sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh Amir dan Missionary in charge di sana, Maulvi Dr A. Wahab Adam dan disalin ke Agensi Berita Ghana pada Kamis, dikatakan "Islam telah membuat kewajiban bagi umat Islam untuk melindungi semua tempat ibadah termasuk Gereja dan Sinagog."


"Alquran telah mengkategorikan pembunuhan terhadap satu orang sebagai telah membunuh seluruh umat manusia", katanya. Ditambahkan juga bahwa "hal itu jelas dalam ajaran Islam sehingga Muslim Ahmadiyah mengutuk pembunuhan di Nigeria."

Pernyataan itu mengatakan bahwa pengrusakan seperti tempat ibadah dan pembunuhan keji "menggambarkan Islam sebagai agama barbar".

Dalam sebuah pernyataan dalam kebenaran, Islam menuntut percaya pada semua nabi Allah yang telah diutus sepanjang sejarah untuk membimbing umat manusia.

Dikatakan bahwa kayakinan menuntuk seorang muslim berkomitmen untuk menghormati semua nabi yang tentunya menuntut juga melindungi bagi semua tempat ibadah dan kesucian sebuah nyawa setiap orang, terlepas dari apa agama mereka.

Prasangka dapat dilihat sebagai bagian dari ketidaktahuan dan ketakutan.

Itu adalah keyakinan Meredith Swanson saat ia mengunjungi County Public Library di Paris pada Sabtu sore untuk mengajukan beberapa pertanyaan dan belajar tentang Agama Islam.

Asosiasi Pemuda Muslim Ahmadiyah Kanada kembali ke Paris pada Sabtu 24 Maret untuk menggelar pameran untuk umum tentang "Syariat, hukum Islam yang disalahpahami"

Ini adalah pertama kali menjadi perhatian Swanson setelah beberapa anggota Pemuda Ahmadiyah bertabligh dari pintu ke pintu di Paris pada tanggal 11 Maret 2012.

"Saya ingin mengetahui," katanya.

"Saya pikir dalam masyarakat seperti Kanada, merupakan keharusan semua orang untuk memahami perbedaan budaya dan agama lebih banyak."

Sebagai guru SMA, Swanson menyatakan kepada murid-murid di pelajarannya di bidang anropologi, psikologi dan sosiologi bahwa adalah penting untuk berbicara tentang agama dan dampaknya terhadap dunia. Setelah di kunjungi di rumahnya dan membaca sebuah artikel tentang Pameran di The paris Star, dia berkunjung pada Sabtu dengan beberapa pertanyaan.

"Saya pikir diskusi tentang perempuan itu penting," katanya.

"Saya pikir ada kesamaan antara agama-agama, tetapi orang-orang cenderung fokus pada perbedaan."

Sebagian anggota Pemuda Ahmadiyah melayani tamu pada Sabtu, sementara yang lain pergi ke jalan-jalan Paris menyerbarkan berita Islam dan menarik orang untuk pergi ke perpustakaan.

"Ini merupakan pengantar pada agama Islam sejati yang damai" Kata Zaki-ud-Din

"Ada semacam kesalahpahaman dan salah informasi dari agama Islam bahwa kami adalah agama teroris padahal itu tidak benar."

Sejumlah poster mengelilingi ruangan yang digunakan untuk pameran dengan berbagai informasi tentang Alquran, syariat Islam dan sejarah Islam. Para pengunjung dipersilahkan untuk mengajukan berbagai pertanyaan dan juga diberikan literatur-literatur gratis.

"Orang-orang menanyakan pertanyaan yang sama tentang wanita atau kata bahasa arab jihad," kata M. Hanif.

Hanif melanjutkan untuk menjelaskan bahwa keberadaan Asososiasi Pemuda Ahmadiyah hanyalah untuk menjernihkan kesalahpahaman tentang Islam dan untuk berbagi pesan perdamaian dan cinta.

Menjelang akhir pameran, lebih dari enam orang berhenti untuk bertanya dan belajar.

"Kami menikmati masyakarakat ini," kata Din

"Orang-orang disini berpendidikan dan mereka mendengarkan dan menghargai kami." (KAJ)


Menyebarkan islam damai
Hujan dan angin kencang tak menyurutkan para anggota Majelis Khuddamul Ahmadiyah (organisasi pemuda Ahmadiyah) untuk mengunjungi Stoney Creek, Jumat, dalam upaya menghilangkan prasangka dan kesalahpahaman tentang Islam.

"Orang harus menilai Islam, atau agama lainnya, pada ajaran mereka, bukan pada apa yang dilakukan oleh orang-orang." kata Usman Javed, salah satu dari lima relawan yang mendatangi masyarakat dari pintu ke pintu.

Anggota Pemuda Ahmadiyah dari 65 cabang di Kanada mendedikasikan 40 hari berturut-turut untuk pergi dari rumah ke rumah di 40 daerah dalam upaya menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam dan menggalakkan perdamaian dan kerukunan diantara masyarakat Islam maupun non-Islam. Pada hari jumat, 22.

Para pemuda Ahmadiyah memulai kampanye pertama pada 14 bulan lalu, dan ini merupakan satu tempat terbaru mulai 11 Mei di Port Dover. Para relawan yang berpartisipasi juga berkomitmen untuk berpuasa dan berdoa untuk setiap kota yang mereka kunjungi.

"Saya pikir ini penting untuk menunjukkan pada masyarakat Kanada bahwa kami peduli dan kami berupaya." kata Ahmed Sahi, anggota komite eksekutif nasional.

Sebagai relawan Naeem Sheikh dan Luqman Goraya, keduanya 19 tahun, mereka turun ke jalan ke Glencairn Avenue di King Street East, pada sore hari dengan membawa selebaran. Mereka bertemu seorang warga duduk di garasi yang menempel di rumahnya.

"Jika anda menjual sesuatu, saya tidak menginginkannya." kata Omer Boudreau.

Sheikh dan Goraya meyakinkan dia bahwa mereka hanya ingin memberitahukan kepadanya tentang ajaran damai Islam.

Tapi Boudreau tidak tertarik atau senang tentang metode mereka datang dari pintu ke pintu: "Ini menggangu orang. Beberapa orang bekerja siang, Anda tahu mereka sedang tidur."

Namun warga lain di kawasan itu, seperti Travis Steeves menanggapi berbeda.

"Kebanyakan orang tidak mengetahui tentang Islam," kata Steeves, "Senang bahwa mereka berupaya menghilangkan kesalahpahaman dan memberikan selebaran ini keluar."

Sahi dan relawannya melanjutkan kampanye mereka di King Street East dan Centennial Parkway selama hari tersisa.

Meskipun ada yang membanting pintu di mukanya, yang menghardik dengan menyebut manusia dan anjing, ia tetap optimis tentang usaha mereka.

"Kami benar-benar percaya pesan yang kami bawa ini akan memiliki dampak positif." kata Sahi. "Kami berperang terhadap apa yang dirasakan oleh kita diseluruh dunia dan kami merasa perlu membawa sisi damai Islam ke permukaan."


Ilustrasi tentang keimanan
Ilustrasi tentang keimanan (sumber: sheknows)
Meski bebas memilih saat dewasa, ajarkan tentang agama dan spiritualitas sejak kecil.

Dengan begitu banyak agama yang berbeda dan ekspansi sekularisme di sistem sekolah, bagaimana orangtua bisa sukses mengajarkan anak mereka tentang agama yang dianut keluarga dan agama lainnya? Jawabannya memang tak sederhana. Hal ini membutuhkan waktu, ketekunan, dan yang lebih utama, menjadikan diri Anda sebagai contoh.

Banyak orang mengatakan jika orangtua tidak mengajarkan agama atau spiritualitas pada anak, maka seseorang akan melakukannya kelak. Apakah Anda memilih anak Anda belajar dari Anda atau orang lain? Pada akhirnya kita semua memang mencapai suatu usia ketika kita memilih keyakinan kita sendiri, namun mengajarkan anak tentang prinsip-prinsip dasar agama, adalah awal yang baik.

Menjadikan anak Anda tumbuh dengan sebuah keyakinan atau iman adalah sesuatu yang tak bisa diabaikan. Menurut sebuah survei ekstensif dari The Pew Forum on Religion & Public Life, hampir satu dari empat orang Amerika saat ini tidak menganut satu agama pun. 

Menurut artikel Teaching Spirituality to Kids di Parenting.com, “anak yang tumbuh dengan keyakinan cinta akan Tuhan, atau kekuatan yang lebih tinggi, 80 persen memiliki rendahnya risiko mengalami depresi hebat dan 50 persen kurang mengalami tindakan kekerasan saat remaja.” Sangat nyata bahwa keyakinan dan iman adalah perubahan tertentu dalam hasil yang dicapai orang dalam hidup.

Menurut Scott W. Ventrella, penulis Me Inc.: How to Master the Business of Being You, yang memiliki acara sindikasi radio “The Business of Living” yang fokus pada mengelola aspek-aspek penting dalam hidup termasuk agama dan spiritualitas, ia menyediakan sejumlah panduan bagi orangtua, tentang cara mengenalkan agama pada anak mereka:

1. Semua agama memiliki ritual-ritual tertentu, tradisi, praktik, dan keyakinan yang kebanyakan  unik dalam hal sistem imannya. Pastikan anak Anda memahami masing-masing hal ini. Hal ini bisa dicapai melalui pendidikan agama formal (kebanyakan semua agama utama memiliki program-program pengenalan untuk anak kecil) atau cukup kunjungi berbagai tempat beribadah dan berdiskusi dengan pemimpin spiritualnya. 
2. Ikuti praktik-praktik agama Anda.
3. Bertingkahlakulah konsisten dengan sistem keyakinan Anda; jangan menjadi orangtua yang sering bicara “lakukan saja apa ucapanku, bukan seperti tindakanku.”
4. Berbagilah perjalanan iman Anda pada anak.
5. Ajarkan anak memahami pentingnya menjalankan iman mereka setiap hari, tidak untuk saat-saat berkala saja.
6. Perlihatkan pada anak bahwa selain dalam agama formal mereka, Tuhan bisa ditemukan di mana saja, tidak hanya di gereka atau masjid. Dalam kehidupan sehari-hari mereka perlu merasa bahwa mereka tidak sendiri. Iman juga bisa dialami di luar bangunan, dalam alam, dalam orang lain, dalam refleksi, dan dalam doa.
7. Aturlah waktu-waktu tenang untuk berefleksi, merenung, dan berdoa, bersama sebagai keluarga.
8. Luangkan waktu untuk menjawan pertanyaan apa pun yang mungkin dimiliki anak dan hindari menjadi terkesan menghakimi meski mereka tidak memahami atau sekadar menyetujui Anda. 

Jumat, 21 Desember 2012

Kelakuan sesat Syiah

asyura_syiahDi antara kelakuan sesat Rafidhah (baca: Syi’ah) adalah memukul dada, menampar pipi, memukul bahu, mengiris-ngiris kepala mereka dengan pedang sampai menumpahkan darah. Semua ini dilakukan pada hari ‘Asyura, 10 Muharram. Hal ini dilatarbelakangi karena kecintaan mereka pada Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib. Mereka sedih atas kematian Husain, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mati terbunuh.
Kenapa Kelakuan Mereka Dikatakan Sesat?
Karena setiap perkara muhdats yang tidak pernah dicontohkan dalam Islam, tentu saja sesat. Hal-hal semacam di atas jelas suatu kemungkaran dan telah dilarang oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena dalam Islam tidak boleh melakukan semacam itu baik karena kematian seorang yang dianggap mulia atau kematian seorang yang syahid di jalan Allah. Kita tahu bahwa di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak di antara para sahabat yang mendapati syahid seperti Hamzah bin Abdul Muthollib (paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Tholib, ‘Abdullah bin Rowahah. Namun tidak pernah di masa beliau melakukan seperti yang dilakukan oleh Rafidhah. Law kaana khoiron, la-sabaqunaa ilaih, seandainya perkara tersebut baik, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih dahulu melakukannya.
Coba lihat pula bagaimana ketika Nabi Ya’qub ‘alaihis salam tertimpa musibah dengan hilangnya Yusuf ‘alaihis salam, apakah beliau sampai memukul-mukul dada? Apakah Nabi Ya’qub sampai menampar wajahnya sendiri? Apakah sampai ingin menumpahkan darahnya sendiri dengan mengores-ngores badan? Apakah sampai dijadikan ‘ied (perayaan) atau hari berduka seperti yang dilakukan Rafidhah? Amalan yang dilakukan Rafidhah tidak lain hanyalah warisan dari Jahiliyah, masa suram sebelum Islam. Islam dengan sangat jelas telah melarangnya.
Hadits yang Membicarakan Tentang Berduka yang Terlarang
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّة
Tidak termasuk golongan kami siapa saja yang menampar pipi (wajah), merobek saku, dan melakukan amalan Jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 1294 dan Muslim no. 103).
Namun lihatlah bagaimana yang dilakukan oleh Rafidhah di hari ‘Asyura. Yang mereka lakukan jelas bukan ajaran Islam. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam begitu pula para sahabat radhiyallahu ‘anhum tidak pernah melakukannya. Mereka tidak pernah melakukannya ketika ada yang meninggal dunia. Padahal wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih daripada kematian Husain radhiyallahu ‘anhu.

Kesesatan_Syiah_di_Hari_Asyura_Rumaysho.com

Sedih Atas Kematian Husain …
Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Setiap muslim seharusnya bersedih atas terbunuhnya Husain radhiyallahu ‘anhu karena ia adalah sayyid-nya (penghulunya) kaum muslimin, ulamanya para sahabat dan anak dari putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Fathimah yang merupakan puteri terbaik beliau. Husain adalah seorang ahli ibadah, pemberani dan orang yang murah hati. Akan tetapi kesedihan yang ada janganlah dipertontokan seperti yang dilakukan oleh Syi’ah dengan tidak sabar dan bersedih yang semata-mata dibuat-buat dan dengan tujuan riya’ (cari pujian, tidak ikhlas). Padahal ‘Ali bin Abi Tholib lebih utama dari Husain. ‘Ali pun mati terbunuh, namun ia tidak diperlakukan dengan dibuatkan ma’tam (hari duka) sebagaimana hari kematian Husain. ‘Ali terbenuh pada hari Jum’at ketika akan pergi shalat Shubuh pada hari ke-17 Ramadhan tahun 40 H.
Begitu pula ‘Utsman, ia lebih utama daripada ‘Ali bin Abi Tholib menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah. ‘Utsman terbunuh ketika ia dikepung di rumahnya pada hari tasyriq dari bulan Dzulhijjah pada tahun 36 H. Walaupun demikian, kematian ‘Utsman tidak dijadikan ma’tam (hari duka). Begitu pula ‘Umar bin Al Khottob, ia lebih utama daripada ‘Utsman dan ‘Ali. Ia mati terbunuh ketika ia sedang shalat Shubuh di mihrab ketika sedang membaca Al Qur’an. Namun, tidak ada yang mengenang hari kematian beliau dengan ma’tam (hari duka). Begitu pula Abu Bakar Ash Shiddiq, ia lebih utama daripada ‘Umar. Kematiannya tidaklah dijadikan ma’tam (hari duka).
Lebih daripada itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau adalah sayyid (penghulu) cucu Adam di dunia dan akhirat. Allah telah mencabut nyawa beliau sebagaimana para nabi sebelumnya juga mati. Namun tidak ada pun yang menjadikan hari kematian beliau sebagai ma’tam (hari kesedihan). Kematian beliau tidaklah pernah dirayakan sebagaimana yang dirayakan pada kematin Husain seperti yang dilakukan oleh Rafidhah (baca: Syi’ah) yang jahil. Yang terbaik diucapkan ketika terjadi musibah semacam ini adalah sebagaimana diriwayatkan dari ‘Ali bin Al Husain, dari kakeknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,
ما من مسلم يصاب بمصيبة فيتذكرها وإن تقادم عهدها فيحدث لها استرجاعا إلا أعطاه الله من الأجر مثل يوم أصيب بها
Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah, lalu ia mengenangnya dan mengucapkan kalimat istirja’ (innalillahi wa inna ilaihi rooji’un) melainkan Allah akan memberinya pahala semisal hari ia tertimpa musibah” Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Demikian nukilan dari Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah, 8: 221.
Demikian kesesatan Syi’ah pada hari ‘Asyura. Kematian seseorang tidaklah dengan perayaan sesat seperti yang dilakukan oleh orang Syi’ah. Moga kita terlindung dari kesesatan semacam itu.

Neraka Haram Bagi Yang Mengucapkan laa ilaha illallah

mengucapkan_laa_ilaha_illallahMengucapkan kalimat laa ilaha illallah begitu mudahnya di lisan. Namun sebenarnya tidak cukup seperti itu. Karena mengucapkannya tanpa diiringi keyakinan, mengucapkan tapi malah gemar mewariskan kesyirikan, tentu tiada manfaat. Kalimat tersebut baru bermanfaat ketika diyakini maknanya, diucapkan lalu dijalankan konsekuensinya dengan mentauhidkan Allah dan menjauhi perbuatan syirik.
Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al ‘Ajlan Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).
Maksud hadits di atas bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan  barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dengan ikhlas dan melaksanakan konsekuensinya yaitu menjauhi kesyirikan dan mengamalkan kalimat tadi secara lahir dan batin, dan mati dalam keadaan demikian, maka neraka tidak akan menyentuhnya pada hari kiamat kelak. Demikian kata Syaikhuna Dr. Sholih Al Fauzan dalam kitab beliau Mulakhos fii Syarh Kitab Tauhid, hal. 28.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim Al Hambali berkata, “Hadits ini menunjukkan hakikat makna laa ilaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkan kalimat tersebut dengan mengharap wajah Allah, maka ia harus mengamalkan konsekuensi kalimat tersebut yaitu mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan. Balasannya bisa diperoleh jika terpenuhinya syarat dan terlepasnya halangan.” (Hasyiyah Kitab Tauhid, hal. 28).
Penulis Fathul Majid -Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh- menyampaikan perkataan yang patut kita ingat, “Kebanyakan orang mengucapkan kalimat laa ilaha illallah namun tidak ikhlas kepada Allah. Banyak yang mengucapnya namun hanya ikut-ikutan dan sekedar jadi adat kebiasaan, namun tidak pernah dirasakan lezatnya iman di hati kala keluar di lisan. Dan kebanyakan yang disiksa di alam kubur adalah orang-orang semacam ini yaitu sebagaimana dikatakan dalam hadits “Aku mendengar orang-orang mengucapkannya, maka aku pun ikut mengucapkannya”. Jadi mayoritas amalan orang semacam ini hanyalah taqlid buta (ikut-ikutan saja) dan mengekor orang-orang semisalnya. Mereka semisal yang dikatakan dalam firman Allah,
إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka” (QS. Az Zukhruf: 23).” (Fathul Majid, hal. 62). Nas-alullah salamah min hadzal fitan, kita memohon kepada Allah keselamatan dari fitnah semacam ini.
Jadi, mengucapkan kalimat tersebut bukan hanya di lisan, namun hendaknya diiringi dengan keyakinan di hati, lalu ditambah menjalankan konsekuensi kalimat tersebut dengan mentauhidkan Allah dan menjauhi segala macam syirik.
Beberapa faedah yang bisa digali dari hadits di atas:
1- Menunjukkan keutamaan orang yang bertauhid dan tidak berbuat syirik bahwasanya ia akan diselamatkan dari siksa neraka dan juga dihapuskan dosa.
2- Iman tidaklah cukup dengan ucapan namun harus diiringi dengan i’tiqod (keyakinan) dalam hati. Jika hanya diucap saja, tidak di batin, maka itu sama halnya dengan orang munafik.
3- Iman juga tidak bermanfaat jika hanya i’tiqod (keyanikan) di hati tanpa ada ucapan sebagaimana keadaan orang-orang jaahid(yang menentang).
4- Neraka haram bagi orang yang memiliki tauhid yang sempurna.
5- Amal tidaklah bermanfaat jika tidak diiringi dengan ikhlas mengharap wajah Allah dan mengikuti sunnah Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
6- Barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illalah namun ia beribadah kepada selain Allah sebagaimana halnya ibadah quburiyun, maka tidak bermanfaat kalimat tersebut.
7- Allah memiliki sifat wajah yang layak bagi Allah sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya.
Demikian, semoga Allah memudahkan kita menjadi ahli tauhid dan menjauhi kesyirikan. Wallahul muwaffiq.

Ilmuwan Yang Menjadi Ulama

ilmuwan_menjadi_ulama_2Syaikh Muhammad Sholih Al Munajjid, beliau adalah seorang ulama di Saudi Arabia. Beliau memiliki pendidikan sampai di Strata S1, Bachelor Manajemen Industri. Namun lihatlah bagaiman beliau saat ini menjadi ulama yang jadi rujukan. Berikut sedikit kisah tentang beliau.
Syaikh Al Munajjid kelahiran 30 Dzulhijjah 1380 Hijriyah, umur beliau sekitar 54 tahun saat ini. Beliau menyelesaikan pendidikan dari sekolah dasar hingga menengah atas di kota Riyadh, KSA. Kemudian beliau pindah ke Zhohron untuk menyelesaikan studi di bangku kuliah (Universitas).
Beliau telah belajar dari banyak ulama, di antaranya: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al Jibrin, dan banyak mengkaji dengan membaca pada Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok, juga beliau membetulkan qiroah Quran pada Syaikh Sa’id Ali ‘Abdullah. Ulama lain yang beliau ambil faedah adalah Syaikh Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad Al Ghunaiman, Syaikh ‘Abdul Muhsin Az Zamil, dan Syaikh Abdurrahman bin Sholih Al Mahmud. Namun ulama yang banyak beliau ambil faedah adalah Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam. Beliau punya hubungan yang erat dengan Syaikh Ibnu Baz hingga 15 tahun lamanya. Syaikh Ibnu Baz-lah yang mendorong Syaikh Al Munajjid untuk mengajar ilmu syar’i, hingga ia berada di Markaz Dakwah dan Pembimbingan di kota Dammam (sebelah timur Saudi Arabia). Karena sebab Syaikh Ibnu Baz-lah, beliau menjadi imam, khotib dan pengisi kajian Islam. Beliau saat ini menjadi imam dan khotib di Masjid Jaami’ ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz di daerah Khobar (dekat dengan kota Dammam).
Beliau punya berbagai kajian ilmiah seperti kajian tafsir Ibnu Katsir, Syarh Shahih Al Bukhari, Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Syarh Sunan Tirmidzi, Syarh Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi, Syarh Umdatul Ahkam, dan Syarh Kitab Manhajus Salikin.
Beliau pun menulis berbagai buku seperti Kuunu ‘alal Khoir A’waananArba’un Nashihah lii Ishlaahil BuyuutSababan lil Khusyu’Al Asaalib An Nabawiyah fii ‘Ilaajil Akhtho’Sab’una Mas-alah fish Shiyam, dan masih banyak yang lainnya.
Sampai saat ini beliau aktif menulis di internet yaitu sejak tahun 1996 di website Tanya Jawab Islam, Al Islam Sual wal Jawab (www.islamqa.com). Web ini tidak hanya berbahasa Arab, namun menyediakan layanan bahasa lainnya seperti Inggris, Urdhu dan bahasa kita (bahasa Indonesia). Beliau juga membina website www.islam.ws dan memiliki website pribadi,www.almunajjid.com.
Beliau-lah yang sangat penulis jadikan rujukan ketika menyusun tulisan untuk website Rumaysho.com karena begitu mudah penyampaian dan beliau pun selalu menyarikan rujukan ilmiah disertai dengan fatwa ulama belakangan dan saat ini.
Satu lagi ilmuan yang bisa jadi motivasi kita untuk bisa belajar dan mendalami ilmu agama. Nantikan serial lainnya.