Sabtu, 22 Desember 2012


Ilustrasi tentang keimanan
Ilustrasi tentang keimanan (sumber: sheknows)
Meski bebas memilih saat dewasa, ajarkan tentang agama dan spiritualitas sejak kecil.

Dengan begitu banyak agama yang berbeda dan ekspansi sekularisme di sistem sekolah, bagaimana orangtua bisa sukses mengajarkan anak mereka tentang agama yang dianut keluarga dan agama lainnya? Jawabannya memang tak sederhana. Hal ini membutuhkan waktu, ketekunan, dan yang lebih utama, menjadikan diri Anda sebagai contoh.

Banyak orang mengatakan jika orangtua tidak mengajarkan agama atau spiritualitas pada anak, maka seseorang akan melakukannya kelak. Apakah Anda memilih anak Anda belajar dari Anda atau orang lain? Pada akhirnya kita semua memang mencapai suatu usia ketika kita memilih keyakinan kita sendiri, namun mengajarkan anak tentang prinsip-prinsip dasar agama, adalah awal yang baik.

Menjadikan anak Anda tumbuh dengan sebuah keyakinan atau iman adalah sesuatu yang tak bisa diabaikan. Menurut sebuah survei ekstensif dari The Pew Forum on Religion & Public Life, hampir satu dari empat orang Amerika saat ini tidak menganut satu agama pun. 

Menurut artikel Teaching Spirituality to Kids di Parenting.com, “anak yang tumbuh dengan keyakinan cinta akan Tuhan, atau kekuatan yang lebih tinggi, 80 persen memiliki rendahnya risiko mengalami depresi hebat dan 50 persen kurang mengalami tindakan kekerasan saat remaja.” Sangat nyata bahwa keyakinan dan iman adalah perubahan tertentu dalam hasil yang dicapai orang dalam hidup.

Menurut Scott W. Ventrella, penulis Me Inc.: How to Master the Business of Being You, yang memiliki acara sindikasi radio “The Business of Living” yang fokus pada mengelola aspek-aspek penting dalam hidup termasuk agama dan spiritualitas, ia menyediakan sejumlah panduan bagi orangtua, tentang cara mengenalkan agama pada anak mereka:

1. Semua agama memiliki ritual-ritual tertentu, tradisi, praktik, dan keyakinan yang kebanyakan  unik dalam hal sistem imannya. Pastikan anak Anda memahami masing-masing hal ini. Hal ini bisa dicapai melalui pendidikan agama formal (kebanyakan semua agama utama memiliki program-program pengenalan untuk anak kecil) atau cukup kunjungi berbagai tempat beribadah dan berdiskusi dengan pemimpin spiritualnya. 
2. Ikuti praktik-praktik agama Anda.
3. Bertingkahlakulah konsisten dengan sistem keyakinan Anda; jangan menjadi orangtua yang sering bicara “lakukan saja apa ucapanku, bukan seperti tindakanku.”
4. Berbagilah perjalanan iman Anda pada anak.
5. Ajarkan anak memahami pentingnya menjalankan iman mereka setiap hari, tidak untuk saat-saat berkala saja.
6. Perlihatkan pada anak bahwa selain dalam agama formal mereka, Tuhan bisa ditemukan di mana saja, tidak hanya di gereka atau masjid. Dalam kehidupan sehari-hari mereka perlu merasa bahwa mereka tidak sendiri. Iman juga bisa dialami di luar bangunan, dalam alam, dalam orang lain, dalam refleksi, dan dalam doa.
7. Aturlah waktu-waktu tenang untuk berefleksi, merenung, dan berdoa, bersama sebagai keluarga.
8. Luangkan waktu untuk menjawan pertanyaan apa pun yang mungkin dimiliki anak dan hindari menjadi terkesan menghakimi meski mereka tidak memahami atau sekadar menyetujui Anda. 

0 komentar:

Posting Komentar